[Repost] Sepeninggal Rindu

Ini soal rindu yang menelisik masuk lewat dahan.

Membuat daunnya bergemerisik memekik.
Helainya bergoyang.
Berhenti bercengkrama, lalu jatuh tertahan.

Kemudian, rindu mengulum diri, membuat beberapa helai lagi tersibak.
Semuanya riuh.
Dahan berguncang, sesuatu hilang.
Beberapa ranting berdecap panik.

Hingga malam bertitah, senyap!

Angin menyelinap, rindu terganti.
Semua sunyi.
Sepoinya menggelitik nikmat dan beberapa helai kembali jatuh, tak bertahan.

Satu, menepi di dahan besar, berharap bukan semut yang menemukan.

Satu, dilempar angin, berharap ia dibawa ke pohon lain.

Satu, tak ada harap. Entah ulat atau sesuatu yang menggeliat. Ia tetap jatuh.

“Selamat datang.” ia disapa kawan. Tubuhnya renta, entah karena tanah atau serangga.

“Rindu meregang, begitu juga diriku.” Masih seorang kawan.

“Rindu terkulum, begitu juga diriku.”

“Setidaknya, rindu membuat kita bertemu.”

Author: Febrievadeni

Namanya Eva. Penggila buku dan sesuatu rasa vanilla. Terkadang menulis puisi, cerpen, impresi, make up, dan resep. Enjoy!

Leave a comment